Langsung ke konten utama

Manajemen Pelayanan Pelanggan (2)

Catatan Ringkas #1

MENANGANI KOMPLAIN PELANGGAN

Siapa yg komplain?
Konsumen/ Pelanggan, Karyawan/staf , Pimpinan, Dinas/Instansi lain, Media Massa.
Komplain/Keluhan ? Pengaduan/penyampain ketidakpuasan, ketidaknyamanan, kejengkelan, dan kemarahan atas service jasa/produk.
Komplain Karyawan
o     Berkaitan dg kebijakan manajemen (gaji, bonus, fasilitas, dsb).
o     Iklim kerja
o     Relasi kerja
Komplain Pimpinan
o     Berkaitan dengan kinerja karyawan/staf
o    Berkaitan dengan  pelaksanaan kebijakan  yang tidak sesuai rencana

Komplain Konsumen
o     Berkaitan dg produk/jasa & layanan.
o     Penting diatasi 
o     Komplain yang tidak ditanggapi secara memuaskan bisa menyebabkan hubungan negatif/konflik
Komplain Media Massa
o     Kesulitan akses  data dinas/instansi
o     Kesulitan konfirmasi

Mengapa Konsumen Mengeluh?
          Mendapatkan pelayanan/produk tidak sesuai biaya yang dikeluarkan
          Tidak puas pada pelayanan
Pentingnya Mengenali Keluhan Konsumen
          Mengenal karakter konsumen
          Mengklasifikasi keluhan
          Memudahkan memilih solusi
          Meningkatkan profesionalisme karyawan
Bentuk & Jenis Komplain  
          Mechanical Complaint / Technique Complaint  : keluhan yang bersumber pada  masalah teknik
          Attitudinal Complaint  : komplain karena  sikap negatif  petugas pelayanan (melayani dg sikap curiga, sinis,  tidak ramah, kasar, dsb)
          Service Related Complaint :  komplain karena  pelayanan yg kurang memuaskan (lama, berbelit, pungli, tidak sesuai dg spesifikasi yg diminta konsumen, dsb)
          Unusual Complaint :
      komplain yg tdk biasa/aneh, dibuat-buat, dimunculkan konsumen untuk menarik perhatian.
      konsumen yang  secara psikologis kurang bahagia, hanya ingin didengar saja.
Cara Penyampaian Komplain
          Voice Response (langsung), penyampaian komplain  secara langsung,  menyampaikan pada petugas, staf yang ditemui
          Private Response (tidak langsung), penyampaian komplain tidak secara langsung, melalui pihak ketiga (media massa, surat pembaca, LSM, dll)
          Third Party Response (jalur hukum), komplain melalui jalur hukum, class action,  tuntutan ganti rugi, dsb.
Jika Komplain Tidak Ditanggapi    
          Konsumen resah, timbul ketidakpuasan
          Menurunkan profesionalisme perusahaan
          Menurunkan image perusahaan
          Perusahaan ditinggalkan konsumen
Jika  Komplain Ditangani dengan  Baik
          Meningkatkan  kepercayaan konsumen.
          Meningkatkan hubungan positif dengan konsumen.
          Memberi nilai positif pada perusahaan.
          Perusahaan masih  memiliki ikatan dengan  konsumen,  konsumen    tidak meninggalkan perusahaan
PRINSIP MENGHADAPI KOMPLAIN
          Jangan terpancing kemarahan 
          Jangan berjanji palsu
          Jujur jika tidak mampu
          Sabar
Menghadapi Keluhan Konsumen
          Isolasi, bawa tamu ke tempat nyaman, hindari  pengaruh negatif terhadap tamu lain yang merugikan image perusahaan.
          Tenang, kunci meredam kemarahan tamu,  membantu berfikir jernih dalam menyelesaikan masalah.
          Mendengarkan penuh perhatian & empati,  menunjukkan  keluhan  konsumen   penting & diperhatikan
          Hati–hati dg harga diri konsumen, jangan  membuat tamu berfikir keluhannya  diremehkan, tidak penting. 
          Perhatian fokus pada tamu, khususnya  keluhannya. Jangan  melebarkan masalah ke hal lain, jangan  menyalahkan tamu, apapun yang terjadi.
          Biarkan konsumen bicara, jika perlu gunakan  catatan  khusus  agar konsumen merasa mereka diperhatikan sekalipun dalam keadaan mengeluh
          Tawarkan solusi  yang bisa kita lakukan untuk mereka. Biarkan konsumen memilih yang diinginkan.
          Perhitungan jangka waktu penyelesaian masalah. Jika  penanganan  butuh waktu lama, katakan terus terang.
          Jika tidak mampu mengatasi, jangan segan berkonsultasi dg orang yg   mampu, (mekanik, manajer, atau orang lain yg kompeten). 
          Jika keluhan  terselesaikan, tanyakan apakah konsumen  puas dengan penanganan yang dilakukan. Jangan lupa ucapkan terima kasih atas masukan dari konsumen.


“Tenang dan jernih dalam mengambil keputusan akan menghasilkan solusi tepat”.

Catatan Ringkas #2

DELIVERING SERVICE EXCELLENT

Service Blueprint : alat yang membantu tim customer service, baik frontline maupun back office, untuk menciptakan pelayanan yang prima kepada pelanggan.
                Service blueprint adalah suatu gambar atau peta yang menggambarkan secara akurat sebuah sistem pelayanan sehingga berbagai individu yang terlibat di dalam penyediaan jasa tersebut dapat memahami sistem dengan baik walaupun masing-masing memiliki peran dan sudut pandang berbeda-beda.  Suatu blueprint pelayanan menggambarkan langkah-langkah penyampaian pelayanan secara simultan (series of activities),peran dari konsumen dan karyawan, dan elemen-elemen pelayanan yang terlihat. Hal tersebut menunjukkan cara untuk menguraikan suatu bentuk pelayanan kedalam komponen-komponen secara logis dan menunjukkan langkah-langkah atau aktivitas-aktivitas dalam proses pelayanan, dan bukti pelayanan yang dialami oleh konsumen.
Komponen blueprint pelayanan meliputi :
  1. customers action, memperlihatkan urut-urutan, pilihan-pilihan, aktivitas-aktivitas dan interaksi yang dihadapi konsumen dalam proses , membeli, menikmati, dan mengevaluasi suatu pelayanan
  2. “onstage”  contact employee action, yaitu langkah-langkah dan aktivitas-aktivitas karyawan, dimana mereka berinteraksi atau berhubungan dengan konsumen atau dapat dilihat oleh konsumen
  3. “backstage” contact employee action, yaitu langkah-langkah atau aktivitas yang dilakukan karyawan di belakang layar untuk mendukung “onstage”  contact employee action.
  4. Support process (invisible process), meliputi langkah atau kegiatan internal untuk mendukung contact employees dalam menyampaikan pelayanan
Keempat wilayah tersebut dipisahkan oleh tiga buah garis yaitu :
  1. Garis interaksi (line of interaction), menunjukkan adanya interaksi langsung antara konsumen dan perusahaan penyedia jasa
  2. Garis batas pandang (line of visibility), adalah garis yang memisahkan antara aktivitas-aktivitas pelayanan yang terlihat dan aktivitas-aktivitas pelayanan yang tidak terlihat oleh konsumen, sekaligus memisahkan antara “onstage”  contact employee action dan “backstage” contact employee action.
  3. Garis interaksi internal (line of internal interaction), memisahkan aktivitas contact employee dari karyawan atau aktivitas pendukung pelayanan lainnya
Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat sebuah blueprint pelayanan adalah sebagai berikut :
  1. Idetifikasi proses yang akan dibuat blueprintnya
  2. Petakan proses tersebut dari sudut pandang konsumen
  3. Gambarkan garis interaksi (line of interaction)
  4. Gambarkan line of visibility-nya
  5. Petakan proses dari sudut pandang karyawan yang berinteraksi dengan konsumen
  6. Gambarkan garis interaksi internal (line of internal interaction)
  7. Hubungkan aktivitas-aktivitas konsumen dan karyawan yang berinteraksi
  8. Tambahkan fasilitas pelayanan (sevice evidence) pada setiap langkah kegiatan konsumen
Customer Journey Map merupakan sebuah presentasi visual yang menggambarkan hubungan serta interaksi antara pelanggan dengan organisasi atau brand tertentu.
       It’s great to have a formal approach to describing/ designing experiences
       It starts with the description of a specific customer (in the center)
       It recognizes the life cycle of experiences: before, during, and after
       It’s easy to use and simple to understand
       If you’ve got a tool that works for you, I’d love to see it!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOMBIS : Contoh Surat Lamaran Kerja

Komunikasi Bisnis : SURAT LAMARAN KERJA Surat lamaran kerja adalah surat yang digunakan oleh seseorang untuk melamar kerja pada suatu organisasi/lembaga yang membutuhkan karyawan atau pimpinan pada perusahaan tertentu. Pada umumnya ketika melamar kerja, seseorang harus menulis surat lamaran kerja yang dilengkapi dengan sebuah resume (daftar riwayat hidup). Dalam surat lamaran kerja, dijelaskan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh pelamar kerja yang cocok atau sesuai dengan posisi/jabatan yang ditawar, atau sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pelamar kerja hanya mengemukakan poin-poin  penting yang relevan dengan persyaratan pekerjaan yang ditawarkan. Pendekatan yang dapat digunakan dalam membuat surat lamaran kerja adalah pendekatan Attention, Interest, Desire, and Action (AIDA). Penjelasan lebih rinci tentang masing-masing pendekatan AIDA tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1.    Attention (Perhatian) Artinya, pelamar kerja harus dapat meyakinkan pihak organisa

Alur Prosedur Ekspor Barang

Persiapan Memulai Ekspor  a. Persiapan Administratif            Yaitu persiapan tentang kantor dan perlengkapan kantor seperti Letter Head, Personnal Computer, Facsimili, Surat Elektronik, Amplop Surat, PO Box atau alamat kantor. b. Persiapan Legalitas Akte Pendirian Badan Usaha Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) Ijin Khusus Eksportir/Importir Surat Ijin Domisili Usaha c. Persiapan Fisik Barang Kontrak dengan Produsen Brosur dari tiap komoditi Daftar Harga Contoh Barang  d. Persiapan Operasional Menyiapkan SDM dan Peralatan Operasional Mempelajari ketentuan pemerintah tentang Ekspor-Impor Menyiapkan Strategi Pemasaran Ekspor  Alur Prosedur Ekspor  Prosedur ekspor terdiri dari kegiatan-kegiatan : Eksportir dan Importir mengadakan korespondesi / negosiasi. Apabila terjadi kesepakatan dibuat kontrak dagang (sales contratct).   Importir mengajukan permohonan pembukaan L/C kepada Opening Bank di Luar Negeri.   Opening

Alur Prosedur Impor Barang

Alur Prosedur Impor Barang Mirip dengan prosedur ekspor diatas, prosedur impor juga terdiri dari aktivitasaktivitas sbb: Antara Importir dan Eksportir  : Adanya kontak antara importir dan Eksportir, Importir menerbitkan Purchase Order (PO) kepada Eksportir,  Eksportir memberikan penawaran harga kepada Importir,  Terbit Sales Contract   Importir membuka L/C di Bank Pembuka / Opening Bank . Bank Devisa mengkonfirmasi L/C ke Bank Koresponden.  Bank koresponden meneruskan / memberitahukan L/C kepada Eksportir Eksportir menghubungi maskapai pelayaran / Forwarding Agent di Luar Negeri untuk pelaksanaan pengiriman barang.   Adanya proses di Maskapai Pelayaran  Perusahaan  pelayaran/penerbangan di Luar negeri menerbitkan B/L kepada Eksportir.  Eksportir menyerahkan Shipping Document berupa : B/L, Invoice, dan Packing List kepada Bank Koresponden.  Eksportir mengadakan negosiasi L/C dan membeli wesel ke Bank Koreponden.  Bank Koresponden meneruskan Shipping Document berupa : B/L,