Langsung ke konten utama

TEORI INOVASI PRODUK

TEORI DAN ANALISIS ARTIKEL TENTANG INOVASI PRODUK

Pengertian Inovasi

Ketika mendengar kata inovasi, yang muncul di benak kita barang kali sesuatu yang bersifat baru, unik dan menarik. Inovasi berasal dari kata lati, “innovation” yang berarti pembaruan dan perubahan. Kata kerjanya “innova” yang artinya memperbarui dan mengubah. Innovasi merupakan suatu perubahan yang baru menuju kearah perbaikan, yang lain atau berbeda dari yang sudah ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana atau tidak secara kebetulan. Pengertian inovasi menurut beberapa ahli antara lain :
  1.  Ansyar, Nurtain (1991), menjelaskan bahwa Inovasi adalah gagasan, perbuatan, atau sesuatu yang baru dalam konteks sosial tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi.
  2. Menurut Santoso (1974), Tujuan utama Inovasi adalah meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.
  3. Essentad inovasi ini adalah proses perubahan sosial, ekonomi politik, yang telah berkembang di Eropa barat dan Amerika utara dari abad ke 17 – ke – 19 dan kemudian berkembang pula ke Amerika Selatan, Asia dan Amerika.
  4. Zalman dan Ducan inovasi adalah perubahan sosial yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dan diamati sebagai suatu yang baru bagi sekelompok orang. Tetapi perubahan sosial belum tentu Inovasi.
  5. Everett M. Rogers (1983), Mendefisisikan bahwa inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi.
  6. Stephen Robbins (1994), Mendefinisikan, inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa.
Berdasarkan pengertian tersebut, Robbins lebih memfokuskan pada tiga hal utama yaitu :
a)      Gagasan baru yaitu suatu olah pikir dalam mengamati suatu fenomena yang sedang terjadi, termasuk dalam bidang pendidikan, gagasan baru ini dapat berupa penemuan dari suatu gagasan pemikiran, Ide, sistem sampai pada kemungkinan gagasan yang mengkristal.
b)      Produk dan jasa yaitu hasil langkah lanjutan dari adanya gagasan baru yang ditindak lanjuti dengan berbagai aktivitas, kajian, penelitian dan percobaan sehingga melahirkan konsep yang lebih konkret dalam bentuk produk dan jasa yang siap dikembangkan dan dimplementasikan termasuk hasil inovasi dibidang pendidikan.
c)      Upaya perbaikan yaitu usaha sistematis untuk melakukan penyempurnaan dan melakukan perbaikan (improvement) yang terus menerus sehingga buah inovasi itu dapat dirasakan manfaatnya.
7.      Inovasi menurut Schumpeter memiliki arti, usaha mengkreasikan dan mengimplementasikan sesuatu menjadi satu kombinasi sehingga, dengan inovasi seseorang dapat menambahkan nilai dari produk, pelayanan, proses kerja, dan kebijakan tidak hanya bagi lembaga pendidikan tapi juga Stakeholder dan masyarakat.
8.      Wina Sanjaya dalam bukunya kurikulum dan pembelajaran, inovasi diartikan sebagai sesuatu yang baru dalam situasi sosial tertentu dan digunakan untuk menjawab atau memecahkan suatu permasalahan.
Inovasi mempunyai 4 (empat) ciri yaitu :
·         Memiliki kekhasan / khusus artinya suatu inovasi memiliki ciri yang khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan.
·         Memiliki ciri atau unsur kebaruan, dalam arti suatu inovasi harus memiliki karakteristik sebagai sebuah karya dan buah pemikiran yang memiliki kadar Orsinalitas dan kebaruan.
·         Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana, dalam arti bahwa suatu inovasi  dilakukan melalui suatu proses yang yang tidak tergesa-gesa, namun keg-inovasi dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu.
·         Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, program inovasi yang dilakukan harus memiliki arah yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
Sifat Perubahan Dalam Inovasi Ada 6 Kelompok, yaitu
1.      Penggantian (substitution)
Misalnya : Inovasi dalam penggantian jenis sekolah, penggantian bentuk perabotan, alat-alat atau sistem ujian yang lama diganti dengan yang baru.
2.      Perubahan (alternation)
Misalnya : Mengubah tugas guru yang tadinya hanya bertugas mengajar, ditambah dengan tugas menjadi guru pembimbing dan penyuluhan / mengubah kurikulum sekolah yang semula bercorak teoretis akademis menjadi kurikulum dan mata pelajaran yang berorientasi bernuansa keterampilan hidup praktis.
3.      Penambahan (addition)
Misalnya : Adanya pengenalan cara penyusunan dan analisis item tes objektif di kalangan guru sekolah dasar dengan tidak mengganti atau mengubah cara-cara penilaian yang sudah ada.
4.      Penyusunan kembali (restructturing)
Misalnya : Upaya menyusun kembali susunan peralatan, menyusun kembali komposisi serta ukuran dan daya tampung kelas, menyusun kembali urutan mata-mata pelajaran / keseluruhan sistem pengajaran, sistem kepangkatan, sistem pembinaan karier baik untuk tenaga edukatif maupun tenaga administratif, teknisi, dalam upaya perkembangan keseluruhan sumber daya manusia dalam sistem pendidikan.
5.      Penghapusan (elimination)
Contohnya : Upaya menghapus mata-mata pelajaran tertentu seperti mata pelajaran menulis halus, atau menghapus kebiasaan untuk senantiasa berpakaian seragam
6.      Penguatan (reinforcement)
Misalnya : Upaya peningkatan atau pemantapan kemampuan tenaga dan fasilitas sehingga berfungsi secara optimal dalam permudahan tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Berikut hanya contoh artikel berita tentang Inovasi Produk dari Wirausahawan :
Kelom Geulis Percantik Dunia
Selasa, 1 Juli 2014 | 10:41 WIB | Berita KOMPAS CETAK
Editor: I Made Asdhiana
PAMOR kelom geulis dari Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, kembali naik. Dikenal piawai mencipta barang kerajinan, pelaku usaha kerajinan kini membawa kelom geulis mempercantik dunia.
Ketertarikan Aldila Dipamela (21) menekuni usaha muncul sekitar tahun 2008. Saat itu, ia mulai membuat kalung dan gelang dari bahan flanel dan dijajakan kepada temannya. Dila mendapatkan untung tak sedikit. Pernah dalam sebulan, ia mendapatkan Rp 500.000 dari usahanya.
Keuntungan itu diputar kembali untuk membeli beragam baju yang ia jual kembali. Mayoritas ia beli dari Mangga Dua dan Tanah Abang di Jakarta karena lebih murah dan modelnya tidak kalah dengan butik ternama. Ditambah uang jajannya, sekali belanja ia bisa menghabiskan Rp 2,5 juta. Setiap baju dibelinya antara Rp 150.000 dan 200.000 per helai.
Lama-kelamaan, ia bosan hanya menjadi konsumen. Ia penasaran ingin memiliki produk unik dan khas. Ide itu muncul saat melihat pameran kerajinan di Tasikmalaya. Ada kelom, batik, dan payung geulis. Namun, jika hanya meniru, ia khawatir usahanya tidak berkembang. Beberapa ide kreatif diapungkan sehingga akhirnya ia teringat kemampuan merajut dari seorang kerabatnya.
”Saya pilih kelom geulis dipadupadankan dengan rajutan pada awal tahun 2011. Talinya diganti dengan beragam pola rajutan. Hari itu juga saya menghubungi saudara yang ahli merajut dan membeli banyak benang warna-warni,” kata Dila.
Kelom geulis adalah sandal berbahan kayu mahoni khas Tasikmalaya. Di zaman kejayaannya, tahun 1960-1980-an, kelom geulis identik dengan istilah mojang geulis (gadis cantik) dari Priangan. Dalam berbagai dokumentasi lawas, mojang berdandan mengenakan kebaya, berpayung kertas, dan berkelom geulis. Desain dengan banyak lekukan dengan dominasi motif bunga berwarna cerah menambah kecantikannya. Namun, seiring perkembangan zaman, kelom geulis tidak lagi diminati karena dianggap ketinggalan zaman.
Proses produksi dimulai. Hasil rajutan dengan motif kembang api hingga pagar di depan rumahnya dipadukan dengan kelom dari kayu buatan perajin di Gobras, Kota Tasikmalaya. Dila oleh perajin diberi keringanan bisa memesan puluhan pasang saja. Padahal, biasanya pemesan konvensional memesan ratusan pasang sekali pemesanan. ”Modelnya saya coba dengan kaki sendiri,” ujar dia.
Inovasi produk yang diberi label Ryla ini dengan mudah menarik minat konsumen. Dipromosikan lewat internet, peminat datang dari sejumlah daerah. Harganya Rp 100.000-Rp 125.000 per pasang. Minat konsumen yang tinggi membuatnya semakin bersemangat. Variasi pola rajutan ditambah. Tahun 2014, ada 150 model kelom rajut yang diproduksi dengan beragam motif.
Variasi rajutan pun menambah produksi kelom geulis. Omzetnya meroket dari Rp 70 juta per bulan tahun 2011 menjadi Rp 912 juta tiga tahun kemudian. Metode pemasarannya juga mulai beragam. Selain melalui internet, Dila membangun outlet di Kota Tasikmalaya. Bahkan, ia membidani kelahiran lebih dari 220 distributor. Kelom geulis rajut buatannya merambah hingga Roma, Italia, pula. ”Pasar di Roma sangat cerah. Tidak kurang dari 20 pasang laku setiap bulan. Mungkin masih sedikit, tetapi akan besar pada saatnya nanti,” yakin Dila.
Inovasi
Dila tidak sendiri. Kelom asal Tasikmalaya itu sebelumnya sudah berjaya di tangan Ana Suryana (51), warga Gobras, Kota Tasikmalaya. Kreativitas Ana bisa meninggalkan citra kelam kelom geulis. Beragam kreasi baru diciptakan. Kini, beragam kreasinya menjadi kiblat dan patokan bagi perajin kelom geulis lainnya. Ada yang menjiplak, tetapi ada juga yang terinspirasi.
Simak kelom batik. Mengaku terinspirasi topeng batik dari Yogyakarta, ia mengganti kuas dengan canting dan lilin untuk mendapatkan goresan eksotis. Beberapa kali ia gagal melukis dan mencelup, tetapi akhirnya mendapatkan kualitas batik di atas kayu yang ideal. Untuk polanya, ciri khas daerah, seperti kujang dari Tasikmalaya atau motif mega mendung dari Cirebon, dipakai untuk menguatkan unsur tradisionalnya.
”Saya juga berimprovisasi dengan bordir khas Tasikmalaya hingga kelom ukir dengan pahat tangan,” ujar Ana, yang mengusung merek Sagitria. Tidak hanya memasukkan unsur tradisi, dia juga bereksperimen menggunakan cat semprot (airbrush). Metode yang kerap dilakukan di atas sepeda motor atau mobil itu dia tuangkan di atas kayu. Hasilnya, warna lebih tajam dan cerah khas airbrush menghiasi kelomnya.
Ana juga berekspresi dalam bentuk kelom. Ia menciptakan kelom dengan hak terbalik yang ternyata laku keras. Ia membuat tas kelom pula. ”Untuk tas, bahan kelom saya tambahkan kulit imitasi dan kain sedemikian rupa sehingga berbentuk tas tanpa menghilangkan ciri khas kelom geulis. Peminatnya banyak karena saya jarang punya persediaan,” kata Ana, yang pernah menjadi korban pemutusan hubungan kerja dari tempat kerjanya di PT Dirgantara Indonesia sekitar 10 tahun lalu.
Perlahan, tetapi pasti, melalui berbagai kreasinya, kelom geulis buatan Ana menarik konsumen dalam dan luar negeri. Pekerja pun ditambah dari hanya satu orang tahun 2000, ia kini mempekerjakan 38 orang. Kapasitas produksi bertambah dari tiga kodi (60 pasang) per dua minggu menjadi 5.000 pasang per bulan dengan harga Rp 130.000-Rp 230.000 per pasang.
Perjuangannya membuahkan hasil manis. Sejak tahun 2002, pasar Jepang, Taiwan, dan Singapura adalah pemohon kelom geulis terbanyak produksinya. Permohonan dari sebuah perusahaan di Jepang bahkan pernah mencapai nilai Rp 500 juta. Pembeli dari Afrika, Amerika Serikat, Belanda, dan Filipina juga menyukai kelom geulis.
”Produk yang beragam memudahkan pilihan konsumen. Setiap konsumen mempunyai selera yang berbeda,” ungkap Ana. (Cornelius Helmy)
Sumber : 

Diakses pada Minggu, 10 April 2016




Artikel Berita :
Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2010/07/01/117003/bordir-jabar-tetap-punya-keunggulan
Bordir Jabar Tetap Punya Keunggulan
1 July, 2010 - 05:50 WIB  |  PIKIRAN RAKYAT.com
BANDUNG, (PRLM).- Kekayaan seni warisan leluhur bisa dimanfaatkan menjadi menjadi corak keunikan tersendiri bagi kerajinan bordir Jawa Barat. Hal itu bisa menghasilkan wajah dan kesan baru (new look and new image) agar industri bordir Jawa Barat bisa bersaing di dalam dan di luar negeri.
Pembina Yayasan Bordir Jawa Barat, Netty Prasetiyani Heryawan mengatakan, di tengah gempuran produk bordir Cina sebagai dampak ASEAN-China Free Trade Agrement (ACFTA), dengan kekayaan seni yang ada, industri bordir Jawa Barat sebenarnya memiliki keunggulan yang tidak dimiliki daerah lain dan produk Cina sekalipun.
"Kita tahu bahwa bordir Tasikmalaya sudah terkenal di DKI Jakarta, Sumatera, bahkan luar negeri. Pengrajin Tasikmalaya sendiri sudah masuk ke Malaysia," ujar Netty dalam acara peresmian Yayasan Bordir Jawa Barat di Hotel Hilton Bandung, Rabu (30/6) malam.
Menurut Netty, pendirian Yayasan Bordir Jawa Barat sangat penting dan tepat waktu mengingat saat ini para pengrajin bordir Jawa Barat memerlukan pendampingan intensif. "Saat ini, selain di Tasikmalaya ada delapan kota/kabupaten lain yang menjadi penghasil bordir di Jabar. Jika didampingi dan dibina dengan baik, mereka bisa menembus pasar internasional," katanya.
Netty menegaskan, maraknya peralatan canggih yang memungkinkan produksi bordir masal memang cukup membuat perajin tergiur akan keuntungan besar. "Namun industri padat karya dengan peralatan tradisional tetap harus dipertahankan, karen menjadi ciri khas dan bisa mendorong geliat perekonomian Jabar," tuturnya.
Lebih jauh Netty mengatakan, permasalahan modal, penerapan teknologi dan penciptaan pasar menjadi kunci sukses pembinaan industri kreatif. "Selain mempertahankan seni sebagai keunikan khas, akses perbankan perlu dipermudah, teknologi dimanfaatkan untuk memperkaya desain, corak dan warna, serta pasar harus diciptakan," ungkapnya.
Sementara itu Ketua Yayasan Bordir Jawa Barat, Rosi Januar P. Ruswita mengatakan, potensi bordir di Jabat saat ini sangat luas baik di dalam maupun di luar negeri. Saat ini di Tasikmalaya ada 1229 perusahaan bordir yang menyerap sekitar 12.000 karyawan. "Pada 2009, nilai produksinya mencapa Rpi 586 miliar," paparnya.
Kendati demikian, tambah Rosi, potensi ini perlu dibina dan dikembangkan lagi, terlebih dengan persaingan yang makin ketat. "Dengan inovasi desain yang masih terbatas, sulit bagi industri kecil menembus segmen pasar potensial, sehingga perlu peningkatan manajemen dan keragaman desain," tuturnya.
Menurut Rosi, selama ini produksi bordir masih terbatas pada baju koko dan baju hajatan. Padahal bisa dijadikan tren dan gaya hidup sehari-hari. "Dengan pembinaan yang baik, posisi tawar pengrajin di mata eksportir juga bisa ditingkatkan," ujarnya. (A-178/A-147)
Analisis Kasus dan Penyelesaian
Kasus :
Gempuran produk bordir Cina sebagai dampak ASEAN-China Free Trade Agrement (ACFTA), mempengaruhi industri bordir Jawa Barat untuk bisa menembus pasar internasional. Adanya permasalahan pengrajin mengenai modal yang kurang, penerapan teknologi yang berbeda-beda, serta sulit bagi industri kecil menembus segmen pasar potensial karena persaingan yang makin ketat.
Penyelesaian :
Pembina Yayasan Bordir Jawa Barat, Netty Prasetiyani Heryawan mengatakan, dengan kekayaan seni yang ada, industri bordir Jawa Barat sebenarnya memiliki keunggulan yang tidak dimiliki daerah lain dan produk Cina sekalipun. Kekayaan seni warisan leluhur bisa dimanfaatkan menjadi menjadi corak keunikan tersendiri bagi kerajinan bordir Jawa Barat. Hal itu bisa menghasilkan wajah dan kesan baru (new look and new image) agar industri bordir Jawa Barat bisa bersaing di dalam dan di luar negeri.
Menurut Netty, pendirian Yayasan Bordir Jawa Barat sangat penting dan tepat waktu mengingat saat ini para pengrajin bordir Jawa Barat memerlukan pendampingan intensif. Selain di Tasikmalaya, ada delapan kota/kabupaten lain yang menjadi penghasil bordir di Jabar. Jika didampingi dan dibina dengan baik, mereka bisa menembus pasar internasional. Maraknya peralatan canggih yang memungkinkan produksi bordir masal memang cukup membuat perajin tergiur akan keuntungan besar, namun industri padat karya dengan peralatan tradisional tetap harus dipertahankan, karena itu akan menjadi ciri khas dan bisa mendorong geliat perekonomian Jabar. Selain mempertahankan seni sebagai keunikan khas, akses perbankan perlu dipermudah, teknologi dimanfaatkan untuk memperkaya desain, corak dan warna, serta pasar harus diciptakan.
Menurut Ketua Yayasan Bordir Jawa Barat, Rosi Januar P. Ruswita, potensi bordir di Jabat saat ini sangat luas baik di dalam maupun di luar negeri. Saat ini di Tasikmalaya ada 1229 perusahaan bordir yang menyerap sekitar 12.000 karyawan. Pada 2009, nilai produksinya mencapa Rpi 586 miliar. Potensi ini perlu dibina dan dikembangkan lagi, terlebih dengan persaingan yang makin ketat. Dengan inovasi desain yang masih terbatas, sulit bagi industri kecil menembus segmen pasar potensial, sehingga perlu peningkatan manajemen dan keragaman desain.
Menurut pendapat saya, mengenai masalah modal yang menjadi kendala bagi setiap pengusaha, kekurangan modal karena hasil perputaran pendapatan yang didapat sedikit mengingat banyaknya pesaing dimana-mana. Maka, dana pinjaman dari bank, KUR atau yang lain, menjadi solusi yang tepat bagi mereka.

Diakses pada Minggu, 10 April 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOMBIS : Contoh Surat Lamaran Kerja

Komunikasi Bisnis : SURAT LAMARAN KERJA Surat lamaran kerja adalah surat yang digunakan oleh seseorang untuk melamar kerja pada suatu organisasi/lembaga yang membutuhkan karyawan atau pimpinan pada perusahaan tertentu. Pada umumnya ketika melamar kerja, seseorang harus menulis surat lamaran kerja yang dilengkapi dengan sebuah resume (daftar riwayat hidup). Dalam surat lamaran kerja, dijelaskan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh pelamar kerja yang cocok atau sesuai dengan posisi/jabatan yang ditawar, atau sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pelamar kerja hanya mengemukakan poin-poin  penting yang relevan dengan persyaratan pekerjaan yang ditawarkan. Pendekatan yang dapat digunakan dalam membuat surat lamaran kerja adalah pendekatan Attention, Interest, Desire, and Action (AIDA). Penjelasan lebih rinci tentang masing-masing pendekatan AIDA tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1.    Attention (Perhatian) Artinya, pelamar kerja harus dapat meyakinkan pihak organisa

Alur Prosedur Ekspor Barang

Persiapan Memulai Ekspor  a. Persiapan Administratif            Yaitu persiapan tentang kantor dan perlengkapan kantor seperti Letter Head, Personnal Computer, Facsimili, Surat Elektronik, Amplop Surat, PO Box atau alamat kantor. b. Persiapan Legalitas Akte Pendirian Badan Usaha Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) Ijin Khusus Eksportir/Importir Surat Ijin Domisili Usaha c. Persiapan Fisik Barang Kontrak dengan Produsen Brosur dari tiap komoditi Daftar Harga Contoh Barang  d. Persiapan Operasional Menyiapkan SDM dan Peralatan Operasional Mempelajari ketentuan pemerintah tentang Ekspor-Impor Menyiapkan Strategi Pemasaran Ekspor  Alur Prosedur Ekspor  Prosedur ekspor terdiri dari kegiatan-kegiatan : Eksportir dan Importir mengadakan korespondesi / negosiasi. Apabila terjadi kesepakatan dibuat kontrak dagang (sales contratct).   Importir mengajukan permohonan pembukaan L/C kepada Opening Bank di Luar Negeri.   Opening

Alur Prosedur Impor Barang

Alur Prosedur Impor Barang Mirip dengan prosedur ekspor diatas, prosedur impor juga terdiri dari aktivitasaktivitas sbb: Antara Importir dan Eksportir  : Adanya kontak antara importir dan Eksportir, Importir menerbitkan Purchase Order (PO) kepada Eksportir,  Eksportir memberikan penawaran harga kepada Importir,  Terbit Sales Contract   Importir membuka L/C di Bank Pembuka / Opening Bank . Bank Devisa mengkonfirmasi L/C ke Bank Koresponden.  Bank koresponden meneruskan / memberitahukan L/C kepada Eksportir Eksportir menghubungi maskapai pelayaran / Forwarding Agent di Luar Negeri untuk pelaksanaan pengiriman barang.   Adanya proses di Maskapai Pelayaran  Perusahaan  pelayaran/penerbangan di Luar negeri menerbitkan B/L kepada Eksportir.  Eksportir menyerahkan Shipping Document berupa : B/L, Invoice, dan Packing List kepada Bank Koresponden.  Eksportir mengadakan negosiasi L/C dan membeli wesel ke Bank Koreponden.  Bank Koresponden meneruskan Shipping Document berupa : B/L,