Langsung ke konten utama

INOVASI PRODUK


INOVASI PRODUK
"Innovation opportunities do not come with the tempests but with rustling of breeze."
- Peter Drucker -
Setiap perusahaan harus menciptakan inovasi untuk memperluas pasar baru serta mempertahankan pangsa pasar mereka saat ini. Salah satu inovasi yang dapat dikembangkan yaitu melalui inovasi produk.
1. Pentingnya Strategi Inovasi Produk dan jasa
Inovasi produk merupakan hasil dari pengembangan produk baru oleh suatu perusahaan atau industri, baik yang sudah ada maupun belum. Dari produk lama yang telah mencapai titik jenuh di pasaran, diperlukan sebuah inovasi untuk mengganti produk lama tersebut. "Merilis produk baru yang inovatif dan meningkatkan loyalitas pelanggan" (Razeghi, 2008).


Pengembangan produk sangat penting untuk keberlangsungan bisnis, terutama dalam membentuk loyalitas pelanggan. Menurut Peter Drucker (1954), sebuah perusahaan yang kompetitif memiliki dua tujuan penting : (1) Menciptakan nilai pelanggan "costumer value" (atau pemasaran), dan (2) Inovasi. Inovasi produk dapat berasal dari keinginan konsumen akan suatu produk yang memenuhi kebutuhannya (market pull) atau bisa juga melalui suatu teknologi yang menciptakan atau mengembangkan produk baru yang kemudian diperkenalkan ke pasar (technology push).
Pasar yang semakin tersegmen karena produk dan jasa yang manfaatnya semakin terspesifikasi, juga produk life cycle yang semakin pendek karena banyaknya pesaing yanh memasuki pasar. Oleh karena itu, memperkenalkan produk dan layanan baru secara efisien dan efektif adalah cara yang memungkinkan perusahaan untuk mengambil keuntungan dalam persaingan. Baik departemen pemasaran, operasional, keuangan, akuntansi, pembelian, semua merupakan bagian integral dari suatu organisasi untuk mengembangkan produk secara efektif dan efisien (Holtzman, 2011).
Pada awal proses ini, ada tahapan yang bersangkutan dengam mengumpulkan ide dan mengasilkan konsep produk dan layanan, dan menjelang akhir proses, ada tahapan yang bersangkutan dengan menentukan detail dari spesifikasi produk dan jasa (Holtzman, 2011).
Dengan value apa yang dimiliki (ingin diperoleh) sejak tahap awal, akan mempermudah proses pengembangan produk di tahap akhir "stage model". Sebaliknya jika value dimiliki saat tahapan terakhir, hal ini akan merepotkan, terlebih lagi jika harus merubah tahapan yang telah dilaksanakan sebelumnya. Pembengkakan biaya akan terjadi jika perubahan yang tidak diidentifikasi sejak awal ini terjadi.
2. Cara Terbaik dalam Melaksanakan Pengembangan Produk
            Loch (2000) menggambarkan pelaksanaan inovasi produk melintasi dimensi orientasi customer dan demand pull, kerjasama lintas-fungsional dalam perusahaan, dukungan top manajemen, keberadaan champion, dan kualitas pelaksanaan sebagai proses yang telah ditetapkan secara resmi. Cormican dan O`Sullivan (2004) menggunakan dimensi strategi dan kepemimpinan, budaya dan iklim, perencanaan dan seleksi, struktur dan kinerja, serta komunikasi dan kolaborasi.
            Dooley dkk (2002) menggunakan empat dimensi generic dalam menguraikan strategi pelaksanaan pengembangan produk baru(meliputi pemilihan proyek, tujuan, strategi produk, keterlibatan customer), mengontrol pelaksanaan inovasi produk(meliputi proses control, matriks, dokumentasi), meningkatkan sumber daya manusia yang terlibat dalam inovasi produk. Cooper dan Kleinschmidt (1995) menggolongkan pelaksanaan inovasi produk terbaik melalui beberapa dimensi termasuk proses pengembangan strategi, alokasi sumber daya, komitmen manajemen senior dan akuntabilitas, strategi komposisi sinergi, iklim serta organisasi dan tim inovasi produk.
            Kahn dkk (2006) menggambarkan pelaksanaan inovasi produk terbaik dalam enam area, yaitu strategi, manajemen portofolio, proses, riset pasar, orang, serta evaluasi matriks dan kinerja. Salah satu kerangka yang paling baik dalam melaksanakan inovasi produk dengan menggunakan tujuh dimensi dari Barczak dan Kahn (2007) sebagai berikut :
1.      Strategi mendefinisikan dan merencanakan visi dan focus untuk penelitian dan pengembangan, manajemen teknologi, dan upaya pengembangan produk termasuk identifikasi, prioritas, seleksi, dan dukungan sumber daya proyek yang diajukan.
2.      Proses merupakan implementasi dari tahap pengembangan produk dan gerbang untuk memindahkan produk dari konsep untuk memulai.
3.      Penelitian merupakan penerapan metodologi dan teknik untuk merasakan, mempelajari, dan memahami pelanggan, pesaing, dan keadaan lingkungan makro di pasar.
4.      Iklim proyek mewakili semua sumber daya manusia dan tim yang terkait. Hal ini termasuk memimpin, memotivasi, mengelola, dan penataan individu dan tim sumber daya manusia. Karyawan dari berbagai bidang keahlian memberikan kontribusi terhadap pengembangan produk serta membina komunikasi anrtar departemen.
5.      Budaya perusahaan merupakan nilai system manajemen perusahaan dalam mengendalikan ide pengembangan produk dan kolaborasi pengembangan produk dengan mitra eksternal termasuk pelanggan dan pemasok.
6.      Evaluasi matriks dan performa kinerja merupakan pengukuran, pelacakan, dan pelaporan performa proyek pengembangan produk dan program pengembangan produk. Pengukuran performa pengembangan produk mengarah kepada peningkatan keberhasilan produk.
7.      Komersialisasi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemasaran, peluncuran, dan manajemen pasca peluncuran produk baru yang merangsang adopsi oleh customer dan difusi pasar. Studi telah menunjukkan bahwa peluncuran produk yang kuat meningkatkan kemungkinan produk berhasil dalam pasar. Jadi sebuah perusahaan hanya memiliki satu kesempatan untuk meluncurkan produk dan memkasimalkan keuntungan mereka.

3. Market Pull dan Technology Push
Dorongan iniovasi dapat muncul melaui dua hal yang berbeda :

1.      Market Pull/Demand Pull
Inovasi ini datang karena ketidakpuasan dari seorang customer akan suatu produk di pasar, yang kemudian memciptakan pemecaha masalah atas permintaan customer ini (sebuah produk untuk kebutuhan tertentu). Dorongan ini datang dari seseorang atau sekelompok orang yang mau mengekspresikan kebutuhan pasar menjadi produk nyata yang dapat digunakan oleh banyak orang yang membutuhkannya.
2.      Technology Push
Inovasi ini datang dari ketidakpuasan peneliti ( internal atau eksternal) akan produk yang sudah ada, kemudian tujuan utama adalah mengkomersialisasikan produk baru yang belum dimengerti oleh masyarakat. Dorongan ini datang dari kompetisi teknologi yang teraplikasi, dorongan seperti ini tidak melihat pasar apakah penciptaan produk ini dibutuhkan sebelumnya oleh pasar atau tidak.

Technology push  sebagai hasil produk yang kreatif atau destruktif di pasaran, sedangkan  market pull  sebagai produk pengganti atau penambah.
Penting sekali menemukan ide-ide yang berpotensi untuk sukses. Namun, banyak perusahaan tidak mengambil tindakan untuk memastikan bahwa setiap sumber ide-ide tersebut dapat digunakan dan dikembangkan. Perusahaan sering memperoleh informasi tentang kebutuhan curtomer, informasi inilah yang yang sebenarnya dapat digunakan sebagai sumber ide-ide baru untuk menciptakan produk baru atau mengembangkan produk yang sudah ada di pasar. Penelitian yang dilakukan Magnusson dkk. (2003) menunjukkan bahwa pelanggan menghasilkan ide-ide yang lebih inovatif dibandingkan dengan para teknisi yang bekerja dalam perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, mengumpulkan saran-saran konsumen sangatlah penting untuk menjadikannya sebagai bahan pertimbangan pengembangan produk baru yang lebih sukses di pasaran karena sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Kreasi dari customer dari keaktifan customer dalam proses pengembangan memiliki potensi untuk menghasilkan produk serta memberikan nilai kepada pelanggan yang lebih tinggi, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan keuntungan margin yang tinggi dari produk baru tersebut (Sande’n dkk., 2006). Pelanggan memiliki pengetahuan yang unik tentang bagaimana mereka menggunakan produk dalam rumahnya.

4.      Peran Pemasaran (marketing) dalam Inovasi Produk
Marketing memiliki peran yang penting dalam keberhasilan dari hasil inovasi produk yang telah diciptakan. Tanpa pemasaran yang baik, inovasi produk yang telah dikembangkan akan menjadi usaha yang sia-sia, bahkan merugikan bagi perusahaan untuk biaya yang telah dikeluarkan dalam pengembangan sebuah produk. Meskipun dikatakan biaya pemasaran umumnya jauh lebih besar dari biaya pemasaran umumnya jauh lebih besar dari biaya pengembangan produk itu sndiri, namun keberhasilan yang diraih jika produk baru tersebut sukses dipasarkan akan mengembalikan seluruh biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan daei awal pengembangan produk hingga komersialisasi.
Kotler (2003) mendifinisikan strategi pemasaran sebagai kesatuan prinsip-prinsip dalam bisnis yang digunakan perusahaan untuk melayani customer dan mencapai profitabilitas. Armstrong dan Kotler (2003) mencatat bahwa strategi pemasaran dirancang untuk memandu perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya untuk memenuhi target customer dan mewujudkan keberhasilan pemasaran yang lebih efisien dibandingkan pesaingnya. Cravens dkk. (2000) menganggap strategi pemasaran melibatkan empat dimensi, termasuk strategi branding, strategi (low-cost) harga murah, strategi channel (jaringan), dan strategi inovasi. Dari perspektif ini, strategi pemasaran dan inovasi produk berhubungan erat. Meskipun ide-ide yang berbeda mengenai jenis strategi pemasaran telah diusulkan, sebagian besar peneliti telah menjelaskan strategi pemasaran melalui aspek 4P (product,price,place, dan promotion) (Kotler,2003).

5.      Peluncuran Produk Baru dan Performa
Produk baru yang sukses sangat penting bagi banyak perusahaan karena produk inovasi penting dalam membantu perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan di pasar, teknologi, dan persaingan. Namun, tingkat keberhasilan produk baru untuk mendunia dikatakan rendah (Bogue dan Delahunty,1999), mengingat korelasi kuat antara kesuksesan produk baru dan kesehatan perusahaan (Shepherd dan Ahmed, 2000). Penting sekali bagi sebuah perusahaan untuk memaksimalkan potensi produk baru mereka. Di Benedetto (1999) menunjukkan pentingnya angaran biaya untuk kesuksesan peluncuran produk baru dan performa perusahaan karena dalam peluncuran produk baru, biaya komersialisasi produk yang berhasil dipasarkan adalah enam kali lipat lebih besar dari produk yang gagal.
Strategi peluncuran untuk produk baru, menurut Hultink dan Schoorsman (1995), adalah “keputusan penting” yang dibuat oleh manajer pemasaran. Dalam industry dengan teknologi tinggi, menjadi yang pertama untuk meluncurkan produk baru dapat membawa manfaat yang signifikan, seperti pangsa pasar yang lebih besar dan harga premium. Sebaliknya keterlambatan pengenalan produk baru dapat menyebabkan hilangnya pangsa pasar atau bahkan lebih parah lagi kehilangan penjualan (lost-sales) (Rosas-Vega dan Vokurka, 2000, h. 157).
De Bruyne dkk. (2000) menemukan bahwa semakin besar jumlah sumber daya pemasaran sebuah perusahaan diinvestasikan dalam pengembangan dan peluncuran produk baru, semakin tinggi pula probabilitas keberhasilannya. Pengujian pasar yang efektif dan penelitian
sangat penting dalam memunculkan informasi mengenai pelanggan dan efektivitas upaya pemasaran pada saat peluncuran produk baru tesebut (Di Benedetto,1999)
Berikut adalah contoh pengembangan inovasi produk yang dilakukan oleh sebuah perusahaan yang menjual produk pembersih dan kesehatan. Contoh kasus berikut ini telah dirangkum dan ditelaah oleh dua orang peneliti dari Harvard University untuk kepentingan publishing pada masyarakat, agar para konsumen khususnya mengetahui tentang bagaimana asal mula sebuah produk baru tersedia di pasaran. Dari bagaimana munculnya ide produk baru, penelitian untuk pengembangan, kesesuaian pada konsumen, sampai penelitian tentang bagaimana cara pemasaran yang baik, sehingga pesan yang ingin diberikan oleh produk tersebut sampai kepada konsumen.

6. Contoh Implementasi Inovasi Produk
a. Paramount (Pisau Cukur Tepi Bersih – Clean Edge Razor)
(Sumber : Harvard Business Publishing, Januari 2011 oleh John A. Quelch dan Heather Beckham)
Paramount merupakan perusahaan berskala golabal. Divisi perusahaan Paramount adalah kesehatan, alat-alat kebersihan badan, kecantikan, dan make up. Paramount memasuki pasar penjualan pisau cukur nondisposable (tidak sekali pakai, dapat digunakan berulang-ulang) pada tahun 1962 dan dengan cepat menjadi merek ternama dalam industry sejenisnya.
Pada bulan Agustus 2010, jajaran direksi Paramount Health and Beatu Company duduk dalam ruangan riset guna mengobservasi selusin pria yang sedang bercukur, pada sis lain terdapat cermin dua arah. Subjek yang dites adalah produk baru Paramount akan pisau cukur nondisposable, Clean Edge (nama produknya), dan berdiskusi dengan objek pengguna produk baru tersebut setelah bercukur, merasa Clean Edge merupakan pisau cukur yang paling bersih dan paling halus.
            Clean  Edge mengembangkan desainnya dengan memberikan produk yang menghasilkan teknologi getaran untuk memberikan rangsangan pada kantung-kantung rambut dan mengangkat rambut-rambut tersebut dari kulit, menciptakan alat cukur yang lebih teliti. Manajer produk Clean Edge ini kemudian mempertimbangkan bagaimana strategi positioning (kedudukan pasar produk) dari produk baru ini. Dia telah memimpin proses pengembangan produk baru ini dan sekarang sedang memposisikan produk ini untuk peluncurannya.
Hal yang pertama dilakukan oleh seorang Manajer adalah melakukan desain dan pengetesan produk  selama 18 bulan, pengetesan produk di lab, riset customer dilakukan, kemudian menentukan posisi produk di pasar. Pada segmen super-premium, manajer tersebut memiliki pilihan bagaimana untuk memposisikan Clean Edge di paar sebagai alat cukur yang mewah dengan memberikan influensi pengalaman mencukur yang memberikan hasil paling mengesankan (nice product) atau berfokuspada manfaat alat cukur itusendiri dengan desain teknologi vibrator yang canggih (mainstream produc. Di smaping mempertimbangkan kedua profit yang akan diperoleh dari segi positioning yang berbeda, dia harus juga mempertimbangkan akan adanya kanibalisme yang mungkin terjadi. Selain itu hal penting lain adalah dengan pertimbangan branding (merek),  apakah akan menampilakan nama “Paramount” dan “Clean Edge” dalam kemasan untuk promosi dan iklan. Dari focus Group Discussion (FGD), diputuskan bahwa nama yang akan digunakan adalah “Paramount Clean Edge”. Terkahir adalah dengan menentukan marketing budget yang sesuai untuk meluncurkan produk baru tersebut.

b. Unilever
(Sumber : www.unilever.co.id, Mei 2012)
Unilever merupakan perusahaan retail multinasional yang produknya berupa makanan dan camilan, pembersih kebutuhan rumah tangga, dan perawatan tubuh. Unilever merupakan perusahaan ketiga terbesar di dunia dalam penyediaan customer goods, setelah Procter & Gamble dan Nestle (2011). Produk-produk Unilever ,isalnya adalah Dove, Rexona, Sunsilk, Surf, Lux. Untuk perusahaan berskala besar seperti ini, tentu saja mereka telah berinovasi secara terus-menerus untuk keberlangsungan hidup produknya di pasaran. Bahkan tercantum dalam websitenya, inovasi produk memiliki content  tersendiri untuk memperkenalkan pinovasi-inovasi yang telah perusahaan ini lakukan. Unilever memiliki reputasi yang bai ksebagai pemimpun dunia dalam penelitian dan pengembang melalui inovasi (produk baru dan gabungannya) dan renovasi (memperbarui produk yang sudah beredar).
Unilever sadar jika inovasi adalah mesin penggerak pertumbuhan perusahaannya, urat nadi kehidupan untuk bisnisnya. Disebutkan dalam websitenya, “masa depan kami bergantung pada kemampuan kami untuk mengantarkan inovasi kepada customer secara lebih cepat disbanding pesain kami”. Rahasia kesuksesan inovasi produk mereka adalah selalu mengaitkan antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebutuhan konsumen.di saat ilmuwan-ilmuwan mereka melakukan riset, mereka selalu menanamkan pada diri mereka sendiri manfaat apa yang akan diperoleh oleh customer akan hasil penemuannya nanti. Mereka juga selalu membagi riset yang dapat dilakukan untuk jangka pendek dan jangka panjang, karena ide-ide tidak selalu bermunculan secara kontinu.
Beberapa contoh inovasi produk dalam Unilever misalnya :
a.       Membersihkan Pakaian denga Lebih Sedikit Air
Berawal dari ide untuk mengurangi penggunaan air dalam mencuci, terutama dalam membilas pakaian untuk meringankan pekerjaan customer  mereka yang mencuci menggunakan tangan. Identifikasin masalah yang mereka lakukan adalah dengan memperoleh hasil pakaian yang sama bersihnya meskipun dengan air yang lebih sedikit. Kemudian mereka memahami proses mencuci tangan, biasanya orang terus membilas sampai semua busa hilang, sehingga air yang dibuang akan lebih banyak. Dari masalah ini, para peneliti mengetahui jika menambahkan bahan antibusa yang sering digunakan pada deterjen untuk mesin cuci, maka pembilasan pakaian akan lebih cepat. Namun mereka juga tau, jika orang suka melihat busa saat mencuci karena hal itu merupakan penanda jika pakaiannya telah menjadi bersih. Oleh  karena itu, riset dilakukan untuk menemukan bahan yang tetap menghasilkan busa dan tinggal lama pada pencucian pertama, tetapi kurang secara signifikan pada saat membilas. Setelah formulanya ditemukan, mereka juga mengkampanyekan iklannya dengan pesan bahwa customer bisa mendapatkan pakaian  yang bersih dengan sekali pencucian, sehingga menghemat air untuk masa depan.
b.      Deoderan yang Cerdas
Berawal dari tantangan untuk mengembangkan sebuah produk yang menawarkan perlindungan ekstra saat keringat keluar lebih banyak dari biasanya, sehingga seseorang tetap segar dan percaya diri.
Riset dilakukan dengan kunci dengan kunci utama pemahaman keringat, bahwa manusia memproduksi dua macam keringat yang berbeda : keringat fisik yang dikeluarkan tubuh saat panas dan keringat yang muncul saat menghadapi tekanan, kecemasan, dan emosi yang tinggi. Tidak seperti keringat fisik, keringat emosi sering muncul di tangan dan ketiak,baunya pun lebih tidak sedap. Keringat fisik perlu lima sampai sepuluh menit untuk terjadi, sedangkan keringat emosi bisa keluar secara instan.
Karena sebagian besar deoderan berurusan dengan keringat fisik, maka riset dilakukan untuk menangani keringat emosi ini. Kemudian muncullah produk Rexona Activereverse dengan kapsul mikro proteksi yang aromanya teraktivasi ketika tubuh bereaksi terhadap situasi yang menekan. Uji coba juga dilakukan untuk menguji ketahanan produk. Dan diperoleh hasil bahwa deoderan ini mampu bertahan selama 24 jam tanpa bau.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOMBIS : Contoh Surat Lamaran Kerja

Komunikasi Bisnis : SURAT LAMARAN KERJA Surat lamaran kerja adalah surat yang digunakan oleh seseorang untuk melamar kerja pada suatu organisasi/lembaga yang membutuhkan karyawan atau pimpinan pada perusahaan tertentu. Pada umumnya ketika melamar kerja, seseorang harus menulis surat lamaran kerja yang dilengkapi dengan sebuah resume (daftar riwayat hidup). Dalam surat lamaran kerja, dijelaskan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh pelamar kerja yang cocok atau sesuai dengan posisi/jabatan yang ditawar, atau sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pelamar kerja hanya mengemukakan poin-poin  penting yang relevan dengan persyaratan pekerjaan yang ditawarkan. Pendekatan yang dapat digunakan dalam membuat surat lamaran kerja adalah pendekatan Attention, Interest, Desire, and Action (AIDA). Penjelasan lebih rinci tentang masing-masing pendekatan AIDA tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1.    Attention (Perhatian) Artinya, pelamar kerja harus dapat meyakinkan pihak organisa

Alur Prosedur Ekspor Barang

Persiapan Memulai Ekspor  a. Persiapan Administratif            Yaitu persiapan tentang kantor dan perlengkapan kantor seperti Letter Head, Personnal Computer, Facsimili, Surat Elektronik, Amplop Surat, PO Box atau alamat kantor. b. Persiapan Legalitas Akte Pendirian Badan Usaha Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) Ijin Khusus Eksportir/Importir Surat Ijin Domisili Usaha c. Persiapan Fisik Barang Kontrak dengan Produsen Brosur dari tiap komoditi Daftar Harga Contoh Barang  d. Persiapan Operasional Menyiapkan SDM dan Peralatan Operasional Mempelajari ketentuan pemerintah tentang Ekspor-Impor Menyiapkan Strategi Pemasaran Ekspor  Alur Prosedur Ekspor  Prosedur ekspor terdiri dari kegiatan-kegiatan : Eksportir dan Importir mengadakan korespondesi / negosiasi. Apabila terjadi kesepakatan dibuat kontrak dagang (sales contratct).   Importir mengajukan permohonan pembukaan L/C kepada Opening Bank di Luar Negeri.   Opening

Alur Prosedur Impor Barang

Alur Prosedur Impor Barang Mirip dengan prosedur ekspor diatas, prosedur impor juga terdiri dari aktivitasaktivitas sbb: Antara Importir dan Eksportir  : Adanya kontak antara importir dan Eksportir, Importir menerbitkan Purchase Order (PO) kepada Eksportir,  Eksportir memberikan penawaran harga kepada Importir,  Terbit Sales Contract   Importir membuka L/C di Bank Pembuka / Opening Bank . Bank Devisa mengkonfirmasi L/C ke Bank Koresponden.  Bank koresponden meneruskan / memberitahukan L/C kepada Eksportir Eksportir menghubungi maskapai pelayaran / Forwarding Agent di Luar Negeri untuk pelaksanaan pengiriman barang.   Adanya proses di Maskapai Pelayaran  Perusahaan  pelayaran/penerbangan di Luar negeri menerbitkan B/L kepada Eksportir.  Eksportir menyerahkan Shipping Document berupa : B/L, Invoice, dan Packing List kepada Bank Koresponden.  Eksportir mengadakan negosiasi L/C dan membeli wesel ke Bank Koreponden.  Bank Koresponden meneruskan Shipping Document berupa : B/L,